/

Petua Iblis menanam kesumat di Hati Manusia

Pada suatu malam yang lengang, Rasulullah menghendap-hendap keluar dari rumah isterinya, Aisyah. Dengan hati-hati dia berusaha agar Aisyah  tidak terbangun dari tidurnya. Tetapi Aisyah terjaga dan melihat suaminya keluar, ia merasa curiga serta cemburu. Mahu ke mana suamiku? Apakah ia akan mendatangi isterinya yang lain?
 
Oleh kerana itu, Aisyah terburu-buru mengikut Rasulullah dari belakang. Tiba-tiba Rasulullah seperti menerima firasat yang tajam. Dia berhenti, lalu berbalik menuju arah semula. Dengan demikian, dia menegur Aisyah yang sedang mengikutinya.
 
Nabi SAW bertanya, "Engkau curiga dan cemburu kepadaku?"
 
Aisyah menjawab dengan jujur, "Benar ya baginda. Bagaimana takkan cemburu seorang isteri seperti aku terhadap suami semacam baginda?"
 
"Bererti syaitanmu telah mengunjungi dirimu," jawab Nabi SAW.
 
"Apakah ada syaitan dalam diriku, ya Rasulullah?" ucap Aisyah terperanjat.
 
"Ya, dan ada pada setiap orang," sahut Nabi SAW membenarkan.
 
"Juga dalam dirimu, ya Rasulullah?" Tanya Aisyah kurang puas. Nabi SAW mengangguk dan berkata, "Betul. Tetapi Tuhanku Yang Maha Perkasa dan Maha Mulia telah menolongku untuk mengalahkan syaitan sehingga aku selamat dari tipu dayanya."
 
Benih-benih kesumat telah disebarkan oleh syaitan. Namun, tidak  semuanya tumbuh subur di hati manusia. Curiga dan cemburu telah ditanamkan oleh syaitan. Akan tetapi tidak semua manusia boleh ditaklukkan. Sebab ada orang-orang yang selamat dari pujukan syaitan, iaitu orang-orang yang ditolong oleh Allah serta orang-orang yang ber lindung kepada Allah, yang meminta tolong kepada Allah.
 
Dalam sebuah hadith qudsi Allah SWT berfirman : "Wahai segenap hambaKu. Kalian semua nya berdosa, kecuali yang Kuampuni. Oleh kerana itu mintalah ampun kepadaKu, nescaya kalian Kuampuni."
 
Sabda Rasulullah SAW: "Sesungguhnya syaitan itu meletakkan paruhnya di hati keturunan Adam. Namun, jika mereka ingat akan Allah, pergilah syaitan itu. Akan tetapi, bila mereka melupakan Allah SWT, disengatlah hatinya oleh syaitan".
 
Kepada Nabi Musa as syaitan datang berupa bentuk Iblis yang berjubah dengan tutup kepala bagaikan orang suci. Di hadapan Nabi Musa, iblis membetulkan tutup kepalanya sambil mengucap, "Assalamualaiku"
 
Musa bertanya. "Siapakah engkau?"
 
"Aku Iblis," jawabnya
 
Musa segera mengucap, "Semoga Allah SWT melindungi diriku dari tipu dayamu."
 
Iblis berkata, "Aku datang dengan memberi salam untuk mengagumi ketinggian martabatmu di sisi Allah SWT dan kemasyhuran namamu di tengah umat manusia."
 
"Apakah pujian itu untuk menyesatkanku?" Tanya Nabi Musa.
 
"Benar. Tetapi engkau terlalu kuat bagiku." Ucap syaitan berterus terang.
 
Musa bertanya keras, "Buat apa engkau memakai tutup kepala seperti  orang alim?"
 
"Dengan pakaian ini aku berusaha menawan hati manusia."
 
Nabi Musa masih bertanya." Apa yang engkau lakukan kepada manusia  supaya mereka dapat engkau perdayakan?"
 
Iblis menjawab. "Bila mereka sangat kagum akan diri sendiri. Lalu aku merasa dirinya telah banyak berbuat kebaikan dan seolah tidak pernah mempunyai dosa, itulah tanah paling subur untuk menanam kesumat di hati mereka."
 
"Jelaskan lebih lanjut usahamu yang lain." Tanya Nabi Musa.
 
Dengan mengangkat kepalanya, Iblis berkata, "Jika engkau berjanji akan melakukan kebajikan dan akan meninggalkan keburukan, disitulah aku datang untuk menggagalkannya. Sebab antara janji dengan pelaksanaan terdapat jarak yang cukup panjang untuk membatalkannya. Janganlah engkau berikrar hendak bersedekah. Lantaran, sebelum sedekah itu dikeluarkannya, aku menghampiri dan bersahabat dengannya sehingga secara halus dapat ku tahankan niatnya."
 
Rasulullah SAW pernah memperingatkan: "Sungguh pasti celaka orang-orang yang selalu akan berada kebaikan. Dan orang-orang yang selalu akan berada dalam kebaikan itu dinamakan kaum musawifun, iaitu orang-orang yang sentiasa menunda-nunda perbuatan  baik. Padahal, pada hakikatnya, manusia tidak memiliki kesempatan kecuali  satu saat saja, iaitu saat sekarang. Maka rebutlah saat yang satu itu dengan bertaubat dan beribadah."
 
Sebab menurut para sufi, hati manusia tidak putus-putus dihinggapi kekotoran. Debu-debu kesumat akan bergumpul menjadi kristal hasad dengki dan iri. Sifat seperti dengki dan iri adalah noda yang dianggap sebagai penghias kegembiraan dan kepuasan hidup pemiliknya. Mereka lali dengan kenikmatannya, seperti seorang pemabuk nikmat oleh arak, atau seorang yang menagih dadah. Mereka tidak sedar, dengki dan iri memakan diri sendiri. Mereka  tertipu.
 
Padahal dengki dan iri menyebabkan petaka atas diri sendiri.
Cik NiNe Che Kadir , Khamis, Januari 13, 2011 | 0 komentar :: Best Blogger Tips
  • Share On Facebook
  • Digg This Post
  • Stumble This Post
  • Tweet This Post
  • Save Tis Post To Delicious
  • Float This Post
  • Share On Reddit
  • Bookmark On Technorati
Blog Gadgets

...lagi Artikel yang Berkaitan :

Terima kasih atas kunjungannya, Bila anda suka dengan artikel ini silakanlah JOIN TO MEMBER BLOG atau berlangganan geratis Artikel dari blog ini, daftarkan email anda pada form subscribe diatas . Pergunakan vasilitas diblog ini untuk mempermudah anda. Bila ada masalah dalam penulisan artikel ini silahkan kontak saya melalui kotak komentar yang ada dibawah atau gunakan fasilitas yang ada diblog ini untuk menghubingi saya.

Salam Blogger.... !!! .

PENULIS Cik NiNe Che Kadir

Nama Penuh saya ialah Cik NiNe Binti Che Kadir, saya menggunakan nama pena C9 dan Cik 9P. Mulus

0 komentar :: :

1. Komentar SPAM Akan secepatnya dihapus
2. Pastikan untuk " Berlangganan Lewat Email " untuk membangun kreatifitas blog ini
3. Cek komentar masuk sebelum bertanya.
4. Link aktiv tidak akan berpungsi.
5. Dilarang menyebarluaskan artikel tanpa persetujuan dari saya.
6. Untuk mengajukan pertanyaan diluar postingan diatas, silahkan klik " Forum Diskusi "
7. Bergabung dengan kami untuk menjadi member Klik " Join to Member "
8. Komentar yang mengandung code tag HTML, konversikan terlebih dulu silahkan klik " Konversi Kode "

Konversi Kode Forum Diskusi Join to Blog