Ada seorang pakcik tua suka menerima surat. Setiap hari dia akan menunggu kedatangan posmen.
"Terima kasih banyak-banyak. Anta paling hebat di dunia. Tiap-tiap hari ada surat untuk pakcik," pakcik itu memuji posmen.
"Pakcik, ana ini penghantar surat sahaja," jawab posmen itu.
"Tidak. Tanpa anta manalah surat ini dapat datang," jawab pakcik itu kembali.
Pakcik ini menjadi terlalu memuja posmen.
Satu hari, di bulan Ramadhan… Pakcik menunggu surat, tapi posmen tidak berhenti di depan rumahnya. Untuk 4 hari berturut-turut, posmen tidak berhenti.
Hari ke 5, pakcik tak tahan, lalu menahan posmen.
"Mengapa anta tak hantar surat pada pakcik?" sergah pakcik itu.
"Sebab tak ada surat untuk pakcik," jawab posmen itu.
"Mana mungkin tak ada surat. Sebelum ini, tiap-tiap hari anta akan hantar surat pada pakcik," sergah pakcik itu lagi.
"Ana penghantar surat sahaja pakcik. Kalau tak ada orang hantar surat pada pakcik, ana tak ada apa yang boleh hantar pada pakcik," jawab posmen dengan penuh sabar.
"Kalau tak ada surat, buatlah surat untuk pakcik! Itu pun tak tahu," jawab pakcik itu.
Selepas seketika, surat pakcik mula datang kembali.
Satu hari, posmen itu memberitahu pakcik, "Besok ada orang baru ganti ana. Ana dah naik pangkat."
"Habislah surat pakcik," keluh pakcik itu.
Posmen tidak berkata apa-apa.
Besok posmen baru mula menghantar surat pada pakcik. Kebimbangan pakcik bahawa suratnya tidak sampai selepas posmen bertukar hilang bila posmen baru mengirimkan surat kepadanya.
"Bagusnya posmen baru ini. Surat masih datang seperti biasa. Tak sangka tukar posmen pun dapat lagi surat seperti biasa," kata pakcik seperti biasa.
Anak pakcik yang mengirim surat setiap hari ke pakcik. Di bulan Ramadhan, anak pakcik kemalangan masuk hospital, tak sempat kirim surat, tapi juga tak beritahu pakcik kerana bimbang dia risau…
Begitulah kisah di mana pakcik terlalu memuja kebesaran posmen yang menghantar surat kepadanya, sehingga terlupa bahawa surat datang daripada pengirim surat. Posmen ini hanyalah pengirim sahaja. Jika ada surat, posmen akan hantarkan walau bertukar orang.
Begitu juga rezeki kita di bumi Allah. Rezeki kita Allah yang tentukan. Manusia jadi pengirimnya – kadang kala kerajaan jadi pengirimnya. Ada yang terlupa perkara ini sehingga menganggap kerajaanlah yang menentukan rezeki mereka. Walhal kerajaan ini pengirim sahaja. Bertukar kerajaan tidak akan menyekat rezeki yang Allah dah tentukan. Allah akan cari pengirim lain sekiranya rezeki itu dah ditentukan untuk kita.
Dapat cerita ini?
Senyum.
* Oleh Tuan Ibrahim Tuan Man
Jumaat, Mei 16, 2014
|
0
komentar ::
Blog Gadgets

,

Terima kasih atas kunjungannya, Bila anda suka dengan artikel ini silakanlah JOIN TO MEMBER BLOG atau berlangganan geratis Artikel dari blog ini, daftarkan email anda pada form subscribe diatas . Pergunakan vasilitas diblog ini untuk mempermudah anda. Bila ada masalah dalam penulisan artikel ini silahkan kontak saya melalui kotak komentar yang ada dibawah atau gunakan fasilitas yang ada diblog ini untuk menghubingi saya.
Salam Blogger.... !!! .
The Blog 2x5

Anda sedang membaca artikel tentang Al-kisah Posmen silahkan Anda COPAS di situs anda atau sebar luaskan artikel ini, jangan lupa untuk meletakkan link dibawah ini sebagai sumbernya...!!!
0 komentar :: :
1. Komentar SPAM Akan secepatnya dihapus
Konversi Kode Forum Diskusi Join to Blog2. Pastikan untuk " Berlangganan Lewat Email " untuk membangun kreatifitas blog ini
3. Cek komentar masuk sebelum bertanya.
4. Link aktiv tidak akan berpungsi.
5. Dilarang menyebarluaskan artikel tanpa persetujuan dari saya.
6. Untuk mengajukan pertanyaan diluar postingan diatas, silahkan klik " Forum Diskusi "
7. Bergabung dengan kami untuk menjadi member Klik " Join to Member "
8. Komentar yang mengandung code tag HTML, konversikan terlebih dulu silahkan klik " Konversi Kode "