Hukum Jabirah: Sekiranya si pemakai tidak takut timbulnya kemudaratan pada anggota yang dibalut atau disimen apabila ia ditanggalkan maka wajib ditanggalkan. Jika takut kemudaratan maka tidak perlu ditanggalkan. Apabila boleh ditanggalkan dan dan dibasuh maka cara wuduk dan mandi seperti biasa.
Jika tidak maka caranya adalah seperti berikut:
Cara wuduk orang yang dibalut anggota wuduknya:
1. Berwuduk sehinggalah sampai tempat yang dibalut.
2. Bertayammum sebagai ganti dari tempat yang luka yang tidak boleh dibasuh.
3. Membasuh atau menyapu tempat yang sihat yang boleh dibasuh atau disapu.
4. Sapu dengan air di atas permukaan pembalut yang membalut luka.
5. Menyempurnakan wuduk.
Perhatian: Tayammum adalah pada dua anggota iaitu muka dan tangan sampai siku.
Cara mandi orang yang dibalut anggotanya:
Hendaklah dia memilih samaada mendahulukan mandi atau atau tayammum. Seeloknya dia mendahului mandi daripada tayammum supaya air mandi menghilangkan kesan tanah.
Hukum apabila seseorang itu hendak sembahyang fardu kali kedua dan dia masih lagi suci dengan wuduk cara lepas (5 step yang lepas):
: Dia hanya perlu tayammum sahaja menurut pendapat imam Nawawi dan ini pendapat yang muktamad. Imam Rafi'ie menyatakan perlu tayammum dan membasuh kembali anggota yang tertibnya selepas anggota yang dibalut.
Hukum apabila seseorang itu hendak sembahyang fardu kali kedua dan dia masih lagi suci dengan mandi yang lepas (mandi dengan tayammum) dan wuduk yang biasa:
: Dia hanya perlu tayammum sahaja menrut persepekatan ulama Syafi'ie.
Hukum solat orang yang dibalut anggota wuduk atau mandinya dari segi perlu diqada (ulang) atau tidak:
1. Apabila pembalut itu membalut anggota tayammum (muka dan tangan) maka wajib qada.
2. Kalau bukan di anggota tayammum maka dilihat seperti berikut:
Kalau yang lebih itu hanya mengambil kadar untuk mengukuhkan pembalut tersebut dan diletakkan pembalut tadi dalam keadaan bersih dari hadas kecil atau besar maka tidak wajib qada.
Sekiranya yang lebih itu hanya mengambil kadar untuk mengukuhkan pembalut tersebut dan diletakkan dalam keadaan tidak suci dari hadas kecil atau besar ataupun dibalut sehingga melebihi keperluan untuk mengukuhkan pembalut tersebut maka wajib diqadakan.
Adapun sekiranya luka tersebut tidak dibalut maka wajib membasuh bahagian yang sihat dan tayammum. Tidak wajib mengqadakan solatnya walaupun luka tersebut pada anggota yang luka.
Imam Nawawi dalam kitab Majmuk memilih pendapat al-Muzani yang mengatakan orang yang membalut anggota wuduk atau mandinya pada semua keadaan diatas.

Terima kasih atas kunjungannya, Bila anda suka dengan artikel ini silakanlah JOIN TO MEMBER BLOG atau berlangganan geratis Artikel dari blog ini, daftarkan email anda pada form subscribe diatas . Pergunakan vasilitas diblog ini untuk mempermudah anda. Bila ada masalah dalam penulisan artikel ini silahkan kontak saya melalui kotak komentar yang ada dibawah atau gunakan fasilitas yang ada diblog ini untuk menghubingi saya.
Salam Blogger.... !!! .
Nama Penuh saya ialah Cik NiNe Binti Che Kadir, saya menggunakan nama pena C9 dan Cik 9P. Mulus

0 komentar :: :
1. Komentar SPAM Akan secepatnya dihapus
Konversi Kode Forum Diskusi Join to Blog2. Pastikan untuk " Berlangganan Lewat Email " untuk membangun kreatifitas blog ini
3. Cek komentar masuk sebelum bertanya.
4. Link aktiv tidak akan berpungsi.
5. Dilarang menyebarluaskan artikel tanpa persetujuan dari saya.
6. Untuk mengajukan pertanyaan diluar postingan diatas, silahkan klik " Forum Diskusi "
7. Bergabung dengan kami untuk menjadi member Klik " Join to Member "
8. Komentar yang mengandung code tag HTML, konversikan terlebih dulu silahkan klik " Konversi Kode "