/

Belia dengan seks : Biar 'malu' dulu sebelum jadi malu besar

BERCAKAP pasal seks di kalangan remaja, anda mungkin terdengar dialog begini:
Tempatnya: luar pawagam.
Waktunya: selepas pertunjukan filem 'R'
Para pelakunya: sekumpulan remaja Melayu.
"Ala ini tak seberapa. Ingat apalah tadi," kata gadis berambut pendek.
Jawab teman lelaki: "Ah aku ada tape. Mari pi rumah. Emak bapak aku pun takda."
Jawab gadis bercermin mata hitam: "Nanti terlanjur pulak macam hari tu."
Mereka semua tertawa. Ada yang mengilai lapar.
 
Pelbagai tafsiran boleh kita buat daripada dialog begini. Namun, tanyalah kepada remaja kita yang bersembang hingga dinihari di pantai atau yang menyusur pusat membeli-belah, dialog begini hanya biasa-biasa saja.

"Ringan-ringan apa salahnya?" kata mereka.
Yang dimaksudkan ringan-ringan mungkin terlalu berat untuk ditulis dalam rencana ini. Tetapi ia berlaku di kalangan remaja kita.
Dalam satu tinjauan seks di kalangan remaja baru-baru ini, didapati kira-kira 17 peratus melakukan hubungan seks. Bandingkan perangkaan seks di kalangan remaja ini dengan di Amerika Syarikat - 23 peratus pada 1973 dan 78 peratus pada 1987.
 
Ada dua soalan utama yang boleh ditimbulkan:
  1. Apakah pendidikan kita cukup kuat untuk menjadikan remaja bertanggungjawab ke atas tubuh dan akhlak mereka?
  2. Setakat mana usaha menegah remaja daripada terburu nafsu?
Zaman dulu, orang mungkin tidak tahu apa erti perkahwinan. Malah, anak keluar dari mana pun masih menjadi misteri.

Soalan ini rupa-rupanya masih berligar di benak remaja kita. Sesi soal jawab dalam satu perbincangan anjuran Persatuan Keluarga Berencana dapat dijadikan ukurannya. Banyak remaja kita tidak tahu erti melancap. Apabila doktor mengatakan tiada salahnya, apa pula kata para ustaz dan ustazah kita?  Para doktor lebih mengutamakan tanggungjawab melakukan seks itu tidak menimbulkan masalah anak luar nikah. Kondom atau alat pencegah beranak dianjurkan.
 
Apakah ini jalan keluar yang tepat? Sistem nilai kita sebenarnya tergugat oleh pandangan serba bebas dan rasa ingin tahu remaja terutama mengenai hal-hal dalam kain. Hakikat ini sememangnya mencemaskan.
 
Sayangnya, pendidik utama mengenai seks - ibu bapa atau anggota keluarga yang lebih tua berasa keberatan atau 'malu'. Tetapi mampukah kita untuk malu besar kemudian hari?
 
Bagi masyarakat Melayu yang masih tebal sandaran adatnya, isu seks dan remaja tidak harus dilihat sebagai suatu yang jijik.

Soal remaja dan seks tidak dapat dihuraikan dengan menyeru mereka "kembalilah kepada Islam". Mereka mungkin tertawa sinis atau kebingungan.

Seruan begini menuntut ajakan yang serius, usaha yang berdisiplin.
 
Berapa banyakkah badan Islam yang mengorak usaha ke arah ini? Dari segi Islam, isu seks dan tanggungjawab sering diutamakan - dari anak akil baligh sampailah ketika ia memasuki alam dewasa dan diberi tanggungjawab.

Bahkan tidak kurang ayat Quran dan Hadis yang menjelaskan erti seks dan tanggungjawabnya.
Sekalipun filem 'R' menimbulkan tengkarah kerana seolah-olah ia menggalakkan seks bebas, namun remaja kita mungkin sudah jauh melangkah terlebih dulu. Sudah masanya remaja kita diberikan pendedahan yang betul, dibimbing. Dan bukan curi-curi menonton video lucah di rumah.
Rokiah Mad Dom , Rabu, Jun 13, 2012 | 0 komentar :: Best Blogger Tips
  • Share On Facebook
  • Digg This Post
  • Stumble This Post
  • Tweet This Post
  • Save Tis Post To Delicious
  • Float This Post
  • Share On Reddit
  • Bookmark On Technorati
Blog Gadgets

...lagi Artikel yang Berkaitan :

Terima kasih atas kunjungannya, Bila anda suka dengan artikel ini silakanlah JOIN TO MEMBER BLOG atau berlangganan geratis Artikel dari blog ini, daftarkan email anda pada form subscribe diatas . Pergunakan vasilitas diblog ini untuk mempermudah anda. Bila ada masalah dalam penulisan artikel ini silahkan kontak saya melalui kotak komentar yang ada dibawah atau gunakan fasilitas yang ada diblog ini untuk menghubingi saya.

Salam Blogger.... !!! .

PENULIS Rokiah Mad Dom

Seorang Surirumah Sepenuh Masa

0 komentar :: :

1. Komentar SPAM Akan secepatnya dihapus
2. Pastikan untuk " Berlangganan Lewat Email " untuk membangun kreatifitas blog ini
3. Cek komentar masuk sebelum bertanya.
4. Link aktiv tidak akan berpungsi.
5. Dilarang menyebarluaskan artikel tanpa persetujuan dari saya.
6. Untuk mengajukan pertanyaan diluar postingan diatas, silahkan klik " Forum Diskusi "
7. Bergabung dengan kami untuk menjadi member Klik " Join to Member "
8. Komentar yang mengandung code tag HTML, konversikan terlebih dulu silahkan klik " Konversi Kode "

Konversi Kode Forum Diskusi Join to Blog