Sabtu : 15 Mac 2025   
@ 16 Ramadan 1446H / 12:45 AM

11Jumaat,Februari

WikiLeaks: Persediaan Minyak Saudi Menipis

Output tertinggi minyak mentah di Saudi hanya akan berlangsung selama 15 tahun.

VIVAnews - Arab Saudi selama ini dikenal sebagai produsen terbesar minyak mentah se-dunia. Namun cadangan "emas hitam" di kerajaan Timur Tengah itu tak sebanyak yang digembar-gemborkan.

Penilaian itu diungkapkan seorang mantan eksekutif perusahaan minyak Saudi dalam suatu memo diplomatik Amerika Serikat (AS). yang bocor ke laman WikiLeaks. Bocoran memo itu dimuat oleh harian The Guardian.

Memo itu dikirim Kedubes AS di Saudi ke Washington DC pada 2007, yang mencatat analisis singkat dari Sadad al-Husseini. Dia adalah eksekutif perusahaan minyak pemerintah Saudi, Aramco, yang membidangi bidang eksplorasi dan produksi selama 12 tahun hingga 2004. Aramco mendominasi eksplorasi dan produksi minyak mentah di Saudi.

"Menurut al-Husseini, cadangan minyak Saudi tak sebanyak digambarkan dan rentang waktu produksinya tidak seperti yang dibayangkan oleh para eksekutif Aramco dan kalangan pengamat yang optimistis," demikian penggalan memo yang bocor itu.

Al-Husseini dilaporkan tidak sepakat dengan Aramco mengenai perkiraan total cadangan minyak di Saudi. Menurut laporan Kedubes AS, dia yakin bahwa jumlah cadangan minyak yang dikelola Aramco, yaitu sebesar 300 miliar barel, sudah berlebihan dan spekulatif. Dia justru ingin fokus kepada cadangan yang sudah terdeteksi.

Al-Husseini memperkirakan bahwa output tertinggi minyak mentah di Saudi hanya akan berlangsung selama 15 tahun. Artinya, setelah 2020 akan terjadi penurunan output yang berkelanjutan, dan penurunan itu tak bisa dicegah.

Proyeksi mantan eksekutif Aramco itu berdasarkan target pemerintah Saudi memproduksi minyak mentah sebanyak 12,5 juta barel per hari mulai 2009. Kalangan pengamat industri menilai target itu meleset karena lesunya perekonomian global, dan kurang memadainya kapasitas penyulingan tingkat global.

Menurut Badan Informasi Energi AS, seperti yang dikutip stasiun berita CNN, Saudi memproduksi 8,4 juta barel minyak mentah per hari dan sekitar 1,8 juta barel gas alam pada 2010. Namun pasokan untuk ekspor tergolong sedikit karena meningkatnya permintaan domestik.

Menurut memo dari Kedubes AS pada 2009, Saudi ingin membangun fasilitas sumber energi terbarukan, termasuk reaktor nuklir, untuk mengantisipasi berkurangnya persediaan minyak mentah dari perut Bumi demi memenuhi meningkatnya permintaan listrik. Tahun lalu, Saudi sudah mengumumkan rencana membangun dua reaktor nuklir.  - VIVAnews

Harjan Milosevic , Jumaat, Februari 11, 2011 | 0 komentar :: Best Blogger Tips
  • Share On Facebook
  • Digg This Post
  • Stumble This Post
  • Tweet This Post
  • Save Tis Post To Delicious
  • Float This Post
  • Share On Reddit
  • Bookmark On Technorati
Blog Gadgets

...lagi Artikel yang Berkaitan :

Terima kasih atas kunjungannya, Bila anda suka dengan artikel ini silakanlah JOIN TO MEMBER BLOG atau berlangganan geratis Artikel dari blog ini, daftarkan email anda pada form subscribe diatas . Pergunakan vasilitas diblog ini untuk mempermudah anda. Bila ada masalah dalam penulisan artikel ini silahkan kontak saya melalui kotak komentar yang ada dibawah atau gunakan fasilitas yang ada diblog ini untuk menghubingi saya.

Salam Blogger.... !!! .

PENULIS Harjan Milosevic

Meminati Auto-Mechanical, tapi tak suka berlumba-lumba di jalan raya, Bahaya!!, :-)

0 komentar :: :

1. Komentar SPAM Akan secepatnya dihapus
2. Pastikan untuk " Berlangganan Lewat Email " untuk membangun kreatifitas blog ini
3. Cek komentar masuk sebelum bertanya.
4. Link aktiv tidak akan berpungsi.
5. Dilarang menyebarluaskan artikel tanpa persetujuan dari saya.
6. Untuk mengajukan pertanyaan diluar postingan diatas, silahkan klik " Forum Diskusi "
7. Bergabung dengan kami untuk menjadi member Klik " Join to Member "
8. Komentar yang mengandung code tag HTML, konversikan terlebih dulu silahkan klik " Konversi Kode "

Konversi Kode Forum Diskusi Join to Blog