2+4 hrs...Twogether Fourever

/

Hikmah diutus Rasul kalangan manusia

P

ara sahabat Nabi adalah generasi paling faham hadis Nabi SAW. Mereka beriman dan mematuhi apa sahaja yang dikhabarkan Nabi SAW tanpa sebarang soalan dan argumen. Mereka terus beriman tanpa tangguh. Bilakah kita hendak mencontohi mereka?

 

Kita asyik beri alasan, sahabat Nabi hidup zaman lain, kita hidup zaman lain. Mereka lain kita lain. Kalau begitu tidak perlulah kita mengambil apa pun daripada mereka. Untuk apa ALLAH menceritakan tentang kedudukan dan kemuliaan generasi ini.

 

Untuk apa ALLAH menceritakan bahawa Muhammad itu uswatun (suri tauladan) yang terbaik bagi kita. Untuk apa ALLAH menceritakan dalam al-Quran bahawa Muhammad itu manusia biasa, “Katakanlah (Wahai Muhammad): “Sesungguhnya aku ini hanya manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku.” (Surah Al Kahfi, 18: 110).

 

ALLAH menjadikan Muhammad daripada kalangan manusia biasa. Mengapa kalau bukan untuk memudahkan kita mengikutinya tanpa sebarang alasan. Kalau ALLAH memilih Rasul daripada kalangan malaikat, manusia akan mempunyai banyak alasan, ‘Dia malaikat, dia tidak mengantuk, tidak lapar, tidak kahwin, tidak ada nafsu. Kita lain.

Ada pula kalangan masyarakat kita yang mempelajari ilmu kebal. Sedangkan Nabi dan para sahabat pergi berperang ramai yang mati syahid, pecah-pecah muka Nabi, Baginda pengsan beberapa kali, patah gigi-gigi Nabi SAW. Sahabat ada yang terputus tangannya. Tidak pernah lagi kita dengar dalam hadis ada sahabat Nabi yang kebal dalam peperangan. Jadi mengapa kita hendak menuntut ilmu kebal?

 

Ini bezanya kedudukan kita dengan mereka. Kita tidak mencontohi dan mengikuti suri tauladan yang ALLAH perintahkan untuk kita ikuti. Memang kita tidak akan dapat mencapai kesempurnaan Nabi, tetapi setidak-tidaknya, jejak yang Nabi tinggalkan wajib kita ikuti. Kita wajib berusaha untuk memastikan berada di atas jalan Baginda.

 

Kita juga dituntut merujuk sahabat-sahabat Baginda yang berada di sekeliling Baginda. Mereka adalah orang-orang yang perlu kita jadikan ikon, kerana mereka inilah orang yang konsisten mengikut Nabi.

 

Adapun manusia zaman kita hari ini, dia cakap begini, pada masa lain dia cakap lain. Mulutnya kata begitu, perbuatannya tidak seperti apa dia ucapkan. Tidak konsisten. Sedangkan dalam beragama kita kena konsisten. Dalam beragama kita kena pastikan bahawasanya kita bersama-sama dengan Nabi dan para sahabat.

 

Apabila Nabi menjelaskan dalam hadis masyhur, hadis Abu Hurairah dan yang lainnya, “Akan berpecah umatku menjadi 73 kelompok. Semuanya di dalam neraka kecuali satu.” Sahabat bertanya, “Siapakah dia (yang satu) wahai Rasulullah?” Jawab Rasulullah, “Mereka adalah orang-orang yang semisal dengan apa yang aku dan sahabatku berada di atasnya pada hari ini.” (Riwayat Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad).

 

Dalam riwayat lain Baginda ditanya, siapakah satu golongan yang selamat itu? Baginda menjawab: Al-Jamaah. (Riwayat Ibnu Majah). Al-Quran menjelaskan keutamaan mengikuti petunjuk Nabi dan para sahabatnya.

 

Firman ALLAH maksudnya, “Dan barang siapa yang menentang/memusuhi Rasul sesudah nyata baginya al-hidayah (kebenaran) dan dia mengikuti selain jalannya orang-orang mukmin, niscaya akan Kami palingkan (sesatkan) dia ke mana dia berpaling (tersesat) dan akan Kami masukkan dia ke dalam Jahannam dan (Jahannam) itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali.” (An-Nisa’ : 115).

 

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah di muqaddimah kitabnya “Naqdlul Mantiq” menafsirkan ayat “jalannya orang-orang mukmin” (bahawa) mereka adalah para sahabat.

 

Maksudnya bahawa ALLAH menegaskan barang siapa yang memusuhi atau menentang Rasul dan mengikuti selain jalannya para sahabat sesudah nyata baginya kebenaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah dan didakwahkan dan diamalkan oleh Rasulullah bersama para sahabatnya, maka ALLAH akan menyesatkannya ke mana dia tersesat (yakni dia terumbang-ambing dalam kesesatan).

 

Ayat yang mulia ini merupakan sebesar-besar ayat dan dalil yang paling tegas dan terang tentang kewajiban besar bagi kita untuk mengikuti “jalannya orang-orang mukmin” iaitu para sahabat. Yakni cara beragamanya para sahabat atau manhaj mereka berdasarkan nash al-Kitab dan as-Sunnah di antaranya ayat di atas.

 


*Sinar Harian, 23 Jun 2013

Unknown , Jumaat, Jun 28, 2013 | 0 komentar :: Best Blogger Tips
  • Share On Facebook
  • Digg This Post
  • Stumble This Post
  • Tweet This Post
  • Save Tis Post To Delicious
  • Float This Post
  • Share On Reddit
  • Bookmark On Technorati
Blog Gadgets

...lagi Artikel yang Berkaitan :

Terima kasih atas kunjungannya, Bila anda suka dengan artikel ini silakanlah JOIN TO MEMBER BLOG atau berlangganan geratis Artikel dari blog ini, daftarkan email anda pada form subscribe diatas . Pergunakan vasilitas diblog ini untuk mempermudah anda. Bila ada masalah dalam penulisan artikel ini silahkan kontak saya melalui kotak komentar yang ada dibawah atau gunakan fasilitas yang ada diblog ini untuk menghubingi saya.

Salam Blogger.... !!! .

0 komentar :: :

1. Komentar SPAM Akan secepatnya dihapus
2. Pastikan untuk " Berlangganan Lewat Email " untuk membangun kreatifitas blog ini
3. Cek komentar masuk sebelum bertanya.
4. Link aktiv tidak akan berpungsi.
5. Dilarang menyebarluaskan artikel tanpa persetujuan dari saya.
6. Untuk mengajukan pertanyaan diluar postingan diatas, silahkan klik " Forum Diskusi "
7. Bergabung dengan kami untuk menjadi member Klik " Join to Member "
8. Komentar yang mengandung code tag HTML, konversikan terlebih dulu silahkan klik " Konversi Kode "

Konversi Kode Forum Diskusi Join to Blog